sumber:http://balipost.com/media.php?module=detailberita&id=174
Pemkot Denpasar lebih duhulu start menerapkan Wajib Belajar (Wajar) 12 tahun. Jika daerah lain baru Wajar sembilan tahuan (SMP), di Denpasar mulai tahun ajaran ini menerapkan Wajar 12 tahun, yakni minimal tamat SMA. Artinya, siswa miskin yang tak mampu melanjutkan studi setamat SMP, diberi kesempatan belajar di SMA. Wali Kota Denpasar Drs. A.A. Puspayoga menggandeng Yayasan Dwijendra Pusat untuk pendidikan bagi siswa tak mampu.
Naskah kerja sama ditandatangani Puspayoga dan Ketua Umum Yayasan Dwijendra Pusat Drs. Ida Bagus Gede Wiyana, Kamis (29/5) kemarin. Acara juga dihadiri sesepuh Yayasan Dwijendra I.B. Wesnawa dan Wakil Wali Kota Drs. Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra, M.Si. Program peduli siswa miskin ini, menurut Puspayoga, untuk mencegah siswa putus sekolah akibat ketidakmampuan mereka membiayai pendidikan.
Siswa dari keluarga tak mampu yang tak ter-cover dalam beasiswa, BOS dan yang didanai APBD namun tak punya KK miskin, cukup dengan surat keterangan dari kadus, akan dilayani sekolah di Dwijendra. Termasuk warga luar Denpasar seperti Karangasem, Buleleng, dan lainnya.
Puspayoga yang maju ke Pilgub Bali bersama Mangku Pastika ini mengatakan, selama ini banyak warga luar Denpasar yang tak mampu disalurkan ke sejumlah sekolah di Denpasar. Ia tak takut warga luar Denpasar banyak ke Denpasar karena ia ingin tak ada diskriminasi dalam pendidikan.
Ida Bagus Gede Wiyana mengungkapkan, kerja sama yang baik ini sangat pas dengan misi dan visi Dwijendra sebagai sekolah kerakyatan ikut membantu siswa miskin. Dia salut dengan Puspayoga yang peduli dengan pendidikan, berani menerapkan Wajar 12 tahun untuk mencetak SDM Bali yang cerdas, berdaya saing tinggi, menguasai iptek, berbudi luhur dan berbudaya. Dwijendra siap menampung dan mengupayakan bebas dari segala biaya pendidikan, asalkan mereka memiliki kemauan kuat untuk belajar. Tiap tahun, 20-30 persen dari 2.500 siswa di Dwijendra mengajukan surat tak mampu. Hanya 101 orang yang ter-cover dalam bentuk beasiswa. (025/*)
Naskah kerja sama ditandatangani Puspayoga dan Ketua Umum Yayasan Dwijendra Pusat Drs. Ida Bagus Gede Wiyana, Kamis (29/5) kemarin. Acara juga dihadiri sesepuh Yayasan Dwijendra I.B. Wesnawa dan Wakil Wali Kota Drs. Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra, M.Si. Program peduli siswa miskin ini, menurut Puspayoga, untuk mencegah siswa putus sekolah akibat ketidakmampuan mereka membiayai pendidikan.
Siswa dari keluarga tak mampu yang tak ter-cover dalam beasiswa, BOS dan yang didanai APBD namun tak punya KK miskin, cukup dengan surat keterangan dari kadus, akan dilayani sekolah di Dwijendra. Termasuk warga luar Denpasar seperti Karangasem, Buleleng, dan lainnya.
Puspayoga yang maju ke Pilgub Bali bersama Mangku Pastika ini mengatakan, selama ini banyak warga luar Denpasar yang tak mampu disalurkan ke sejumlah sekolah di Denpasar. Ia tak takut warga luar Denpasar banyak ke Denpasar karena ia ingin tak ada diskriminasi dalam pendidikan.
Ida Bagus Gede Wiyana mengungkapkan, kerja sama yang baik ini sangat pas dengan misi dan visi Dwijendra sebagai sekolah kerakyatan ikut membantu siswa miskin. Dia salut dengan Puspayoga yang peduli dengan pendidikan, berani menerapkan Wajar 12 tahun untuk mencetak SDM Bali yang cerdas, berdaya saing tinggi, menguasai iptek, berbudi luhur dan berbudaya. Dwijendra siap menampung dan mengupayakan bebas dari segala biaya pendidikan, asalkan mereka memiliki kemauan kuat untuk belajar. Tiap tahun, 20-30 persen dari 2.500 siswa di Dwijendra mengajukan surat tak mampu. Hanya 101 orang yang ter-cover dalam bentuk beasiswa. (025/*)
0 comments:
Posting Komentar