Rabu, Juni 04, 2008

Puspayoga:PSB Kota Denpasar Bebas KKN

Disadur dari Bali Post :http://balipost.com/media.php?module=detailberita&id=372
Denpasar (Bali Post)
Masa Penerimaan Siswa Baru (PSB) merupakan masa-masa yang mendebarkan bagi para siswa dan orangtua. Betapa tidak ribuan siswa akan memperebutkan kursi-kursi di sekolah favorit yang jumlahnya terbatas. Untuk menepis kekhawatiran para siswa dan orangtua, Wali Kota Denpasar Drs. Puspayoga menekankan pelaksanaan PSB berpedoman pada aturan yang ada sehingga terbebas dari KKN.

Demikian ditegaskan Wali Kota Puspayoga di depan para kepala sekolah SMP, SMA dan SMK se-Kota Denpasar di Ruang Praja Madya, Selasa (3/6) pagi. Hadir pula Sekretaris Daerah Kota Denpasar Drs. Nyoman Aryana, M.Si. dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Denpasar Drs. I Gusti Lanang Jelantik, M.Si. beserta jajarannya.

Ditambahkannya bangku sekolah di Kota Denpasar juga diincar oleh siswa dari berbagai kabupaten selain siswa dari Denpasar sendiri. 'Jika mengabaikan aturan yang ada, dikhawatirkan dapat memunculkan kekisruhan,' jelasnya. Kondisi ini dapat memunculkan kerawanan dari segi keamanan, apalagi sebagai Ibu Kota Propinsi Bali, keamanan Kota Denpasar merupakan hal yang strategis.

Lebih jauh Wali Kota Puspayoga berharap pelaksanaan PSB di Kota Denpasar yang telah berjalan baik, aman dan lancar beberapa waktu lalu dapat dipertahankan. Ia juga menegaskan agar para kepala sekolah tidak melakukan pungutan biaya pembangunan saat PSB. 'Pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah menjadi tanggung jawab pemerintah,' tegas Wali Kota Puspayoga.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Denpasar Drs. I Gst Lanang Jelantik, M.Si. menyatakan PSB dikategorikan menjadi 3 jalur. 'Jalur tes potensial akademik (TPA), jalur NEM maupun jalur prestasi olah raga dan seni,' ujar pria asal Karangasem ini. Kadisdik Lanang Jelantik menegaskan untuk siswa lewat jalur NEM dan prestasi penerimaannya dimulai 1 - 4 Juli 2008. 'Tahun ajaran baru akan dimulai 12 Juli mendatang,' tegasnya.

Ditambahkan, pihaknya tetap melaksanakan masa orientasi sekolah (MOS) yang berwawasan budaya seperti tahun sebelumnya. MOS berwawasan budaya lebih menekankan pada pendekatan budaya, pendidikan etika dan moral.

Menyangkut sumbangan awal pendidikan Kadisdik Lanang Jelantik menyerahkan kepada sekolah bersangkutan. 'Yang penting keputusan diambil melalui rapat dan disepakati anggota komite yang melibatkan orangtua siswa secara keseluruhan,' ujarnya. (r/*)

0 comments:

Posting Komentar